Dr. Laily Amin Fajariyah, M.Pd
SMPN 5
Panggang, Gunungkidul, DIY
Pertama
kita lihat sisi AI yang menjadi tantangan berbagai pihak. Kemunculan AI
yang sangat canggih dan berkembang dengan begitu cepat memberikan kekhawatiran akan
adanya penggantian guru oleh teknologi. Dengan pergantian ini, peran guru
diambil alih oleh AI dan meminimalisasi interaksi humanis antara guru dan
siswa. Meskipun sebenarnya, peran guru tidak tergantikan oleh teknologi. Namun,
guru yang tidak melek teknologi dan mengikuti perkembangannya akan tertinggal.
Sehingga tantangan yang jelas untuk guru adalah bagaimana mengikuti
perkembangan teknologi dan tidak menjadi gagap teknologi atau bahkan
“technophobe” yakni takut dengan teknologi, sebaliknya guru perlu mampu menguasai
teknologi dan memanfaatkannya dalam pendidikan.
Selain
kekhawatiran pergantian peran guru tersebut, kekhawatiran yang muncul karena
masifnya perkembangan AI adalah isu mengenai keamanan data dan privasi ketika
memanfaatkan AI. Seperti diketahui, ketika menggunakan AI biasanya kita perlu
melakukan “log in” dengan e-mail atau memasukkan beberapa data privasi sehingga
kehati-hatian diperlukan dalam penggunaan AI ini. Kehati-hatian penggunaan AI
juga terkait dengan keadaan siswa khususnya akses teknologi AI yang siswa
miliki serta kebermanfaatan AI itu sendiri di kelas. Apakah teknologi AI memang
diperlukan dalam pembelajaran atau justru membuat esensi pembelajaran yang
kurang terlihat. Misalnya, dalam pembelajaran Bahasa Inggris adanya teknologi
AI memungkinkan siswa membuat tulisan atau teks berbahasa Inggris hanya dengan
mengetikkan perintah atau “prompt” tertentu. Di sini, guru memiliki peran
krusial untuk memberikan pengarahan kapan siswa bisa memanfaatkan AI dan kapan
siswa perlu belajar tanpa menggunakan AI tersebut.
Di luar tantangan dan kekhawatiran tersebut, tidak bisa dipungkiri AI memiliki banyak kebermanfaatan dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris sebagai bahasa asing, AI memberikan peluang kepada guru bahasa Inggris untuk memberikan pajanan bahasa dengan lebih mudah, membantu guru dalam mendesain pembelajaran dengan lebih inovatif, sampai memungkinkan adanya penilaian dan pembelajaran adaptif di kelas. Berikut adalah beberapa praktik baik pemanfaatan AI yang bisa menjadi peluang untuk pembelajaran Bahasa Inggris:
1. Pengembangan Asesmen dengan AI
Untuk mendesain pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dari sisi kesiapan belajar, minat, dan profil Belajar siswa maka asesmen awal perlu dilakukan (Tomlinson & Moon, 2013). Asesmen awal ini bisa dilakukan melalui berbagai bentuk penilaian baik formal maupun non formal, salah satunya dengan kuis. Beberapa situs pembuat kuis seperti Quizizz telah dilengkapi dengan teknologi AI.
Dengan menuliskan prompt yang tepat dan mengatur jumlah item kuis serta level siswa, kuis bisa digenerasi dalam hitungan detik. Selanjutnya, kuis tersebut bisa diberikan kepada siswa untuk asesmen awal dan hasilnya dimanfaatkan untuk mendesain pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. AI juga bisa digunakan untuk pembuatan instrumen asesmen proses dan asesmen sumatif dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran bahasa Inggris, pajanan bahasa merupakan hal yang penting untuk memberikan model bahasa dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, ketika tujuan pembelajarannya diharapkan peserta didik mampu mengidentifikasi teks tertentu, maka teks model yang baik sangat diperlukan. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, keberadaan AI sangatlah membantu dalam penyediaan teks bervariasi baik variasi dari sisi topik yang sesuai minat siswa maupun kompleksitas bahasa yang digunakan. Berikut saya contohkan pemanfaatan gemini dan chat GPT untuk membuat teks recount tentang pengalaman hari Pertama ke sekolah dengan level kata A1 dan A2.
Untuk memberikan variasi kompleksitas teks, prompt yang ada bisa diubah misalnya level A2 dan B1 dan sebagainya.
Selain
kebutuhan model bahasa dan pajanan bahasa yang beragam, siswa juga memiliki
kebutuhan yang beragam mengenai tujuan pembelajaran bahasa Inggris mereka,
aktivitas dan produk keterampilan berbahasa, preferensi media, topik favorit, pengaturan
altivitas (individu/ berpasangan/ kelompok), dan preferensi peran guru di kelas
(Fajariyah dkk, 2023). Dalam mengakomodasi preferensi media yang beragam, AI bisa
memudahkan kerja guru dalam penyiapan media tersebut. Banyak situs menawarkan
bantuan AI untuk mengkonversi teks ke bentuk audio untuk pemberian media audio
dengan memungkinkan penyesuaian dengan aksen atau pembicara diinginkan. Gambar
berikut menunjukkan, AI mampu memberikan model audio berbahasa Inggris dengan
suara seperti asli aksen Bahasa Inggris Amerika, British, Australia dan sebagainya hanya dengan menempelkan/ mengetikkan teks yang akan dikonversi ke audio.
Untuk
memberikan media visual yang diinginkan, ada banyak situs menawarkan bantuan
pembuatan visual gambar sesuai dengan prompt yang dituliskan. Berikut contoh Leonardo.ai
yang mampu memberikan media visuls sesuai dengan prompt yang dituliskan.
Media audio visuals seperti video atau digital story mampu memberikan kemudahan bagi siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris. Selain mendengarkan pajanan bahasa lisan, siswa mampu mendapatkan akses visual dan juga teks yang sesuai. Beberapa situs memungkinkan generasi video berbantuan AI, sebagai contoh fliki.ai serta wave.video dan masih banyak lagi. Ketepatan penulisan prompt sangat diperlukan dalam mengembangkan media berbantuan AI. Selain itu, AI juga mampu mengembangkan media video berdasarkan teks yang ada. Dengan platform berbantuan AI ini, guru tidak lagi mengalami kesulitan dalam memberikan media yang beragam sesuai kebutuhan siswa dalam pembelajaran.
Administrasi
pembelajaran seringkali menjadi momok bagi guru karena selain disibukkan dengan
tugas mengajar, guru juga harus membuat rancangan pembelajaran, instrument asesmen,
dan pelaporan administrasi lainnya. Berkembangnya AI memberikan peluang bagi
guru untuk melakukan semuanya dengan lebih mudah. Situs palugada AI seperti ChatGPT,
copilot, gemini mampu membantu guru melaksanakan tugas administrasi tersebut.
Selain itu beberapa situs memang dikembangkan untuk keperluan ini seperti magic
school dan eduaide.ai. Perhatikan contoh, eduaide.ai di gambar berikut.
Dengan
memasukkan prompt yang sesuai, rancangan pembelajaran, penilaian dan perangkat
administrasi lainnya mampu dikembangkan dengan bantuan AI dalam hitungan detik.
Kesimpulan
Dari diskusi ini dapat disimpulkan bahwa AI memiliki banyak kebermanfaatan apabila dimanfaatkan dengan baik oleh guru dalam pembelajaran. Guru sebaiknya melihat AI sebagai peluang dan mengatasi tantangan atau kekhawatiran tentang bahaya AI dengan pemanfaatan AI secara bijak.
Referensi
Fajariyah, L.A., Retnawati, H., &
Madya, S. (2023). Exploring students’ diversity in a differentiated classroom. LEARN
Journal: Language Education and Acquisition Research Network, 16(2),
205-219.
Tomlinson, C. A., & Moon, T. R. (2013). Assessment and student success in a differentiated classroom. Alexandria, Va.: ASCD.
Besar harapan saya, artikel ini memberikan manfaat dan inspirasi kepada rekan pendidik lainnya dan mohon masukannya di komentar ya. Terima kasih.