Monday, March 18, 2024

Pre-assessment in the differentiated Classroom

       Pre-assessment in the differentiated Classroom


        Hello educators, 

        Rasanya sudah berabad-abad tidak nulis di sini. Postingan terakhirku di tahun 2020 (ya ampun malu bangett) Dulu sok sibuk ngerjain disertasi padahal mah...sibuk scroll Tik Tok dan akses K-drama on going selama masa Tugas Belajar. Namun, kini masa studyku sudah berakhir dan mulai gabut. Jadi, untuk menjaga kewarasanku izinkan aku kembali menyapa teman2 di blog ini ya. (disclaimer alamatku yang lailyenglish.com sudah tidak terselamatkan, kemarin mau dibeli lagi sudah dipakai orang yang kurang bertanggung jawab. So, jangan cari aku di sana ndakne puasane batal hehe). 

        Well, saya akan kembali menyapa dengan sharing (asline mendokumentasikan) karya-karyaku semasa tugas belajar. Jadi disertasiku kemarin adalah Pengembangan Model Asesmen Berdiferensiasi yang alhamdulillahnya tanpa sengaja sesuai dengan yang sekarang digembar-gemborkan di Kurikulum Merdeka. Ini thanks to alm. Prof. Badrun Kartowagiran yang menolak judul disertasiku di tahun 2019/ 2020 dan greatest gratitude for Denise Alonzo (from UNSW) who suggested me to explore differentiated assessment that time. Alhamdulillah setelahnya muncul Sekolah Penggerak Angkatan 1 dengan kurikulum prototipanya ngangkat salah satunya differentiated instructions. Alhamdulillah. 

    Ok, dalan pembelajaran diferensiasi kita mencoba mengenal bahwa siswa itu sangat beraneka ragam ya jadi guru perlu menggali informasi tentang peserta didik dari awal pembelajaran.  Mengapa kita perlu melakukan pre-assessment? Karena kita perlu tahu informasi awal siswa dan memberikan pembelajaran yang sesuai dengan mereka. Dalam bukunya Tomlinson diilustrasikan sebagai guru renang yang tahu keadaan muridnya sebelum kasih les, ada yang takut air, ada yang belum bs renang total dan perlu pelampung, dll. Sehingga asesmen awal dilakukan agar siswa tidak keblebeg. 


    Dengan melakukan asesmen awal, guru bisa mengulik informasi tentang kesiapan belajar siswa (readiness to learn), minat siswa, dan profil belajar siswa. 


Kapan melakukannya? Bisa di awal tahun/ semester atay di awal unit. Nah, bagaimana cara melakukannya? Ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Asesmen awal bisa dilakukan secara formal atau informal. Perhatikan penjelasan berikut. 

    

    Akan saya berikan contoh beberapa item asesmen awal yang saya lakukan secara formal dengan kuesioner menggunakan gform. 




Lalu setelah melakukan asesmen awal, apa yang harus kita lakukan? Sabar...akan kita lanjutkan di postingan selanjutnya ya. Namun, yang penasaran dan pengen tahu lebih banyak bisa akses artikel saya di LEARN journal. 


Linknya klik Exploring Students' Diversity (LEARN journal). 

Terima kasih. Siap2 ke kahyangan dulu ya. Bismillah. Selamat membaca. 






No comments:

Post a Comment

Perjuangan 5 Besar: Calon Duta Teknologi DIY 2024

  Halo Educators Hebad,  Maafkan saya yang lama tidak menyapa. Beberapa hari ini alhamdulillah kembali bergulat dengan waktu dan sat set men...