Thursday, January 11, 2018

Kisah "Cerdig" dari Negeri Batu ke Pulau Dewata (Part 3-END)


Hello educators,
Selamat malam. Apakah semuanya sudah menikmati istirahat malam? atau masih tiduran sembari buka socmed nya? Itu lagi2 adalah eomma syantik. Hari ini agak melelahkan tadi naik gunung menuju pusat kota Negeri Batu untuk workshop RPP dengan teman2 MGMP Bahasa Inggris (tapi selalu hepi kalau kumpul teman2 tuh...recharge energi). Pulang2 si ganteng KDH sudah maem sore mandi dan minta bobo. Ini anomali. Masak jam 5 bobo sampai sekarang. Alamat besok pagi atau nanti jam 11an ajak bangun dan main lego (aigooo).

Well, karena si ganteng udah bobo, eomma syantik mau nyante dulu lalu ingat punya janji ngasih cerita Part 3 ya??? Well, maaf ini telat tadi khusuk di WOnosarinya. ciyeee....So, pastikan dulu yang belum baca Part 1 dan Par 2 bisa klik link di bawah ini.



Ok sekarang saatnya menikmati yang Part 3. Selamat menikmati.

Well, Day 2 bertepatan dengan tanggal 5 September 2017. Pagi itu...nyanyian dag dig dug duer dapat didengar dari detak jantung semua peserta lomba begitu juga dengan eomma cantik. Sesuai aturan presentasi dan display diwajibkan pakai jas. Lanjut...sampai di ruangan 555A di lantai 5 semua peserta sudah siap dengan stand display masing-masing. Beberapa tampak asik berkunjung ke stand teman. Dan eomma cantik pun menmasang leptop dan menyalakannya (display yang simple hanya leptop, speakers dan CDs) smentara stand lain kuerennn kueren. Ada yag pakai lampu warna-warni, ada makanan traditional komplit dehhh.
Jam 8 pagi bapak ibu yuri masuk ruangan dan setelah pengarahan, beliau-beliau mulai mengunjungi stand-stand display. Deg-deg an juga menunggu giliran, diperparah dengan alunan musik dari si broh sesama dari Gunungkidul yang memainkan musik "game"nya yang bikin tambah deg-degan. Setelah menunggu sambil menanti dapat juga giliran dikunjungi yuri. Disuruh menjelaskan inovasi yang kita lakukan kemudian apa bentuk atau hasilnya dan sebagainya. Saking semangatnya eomma cantik menjelaskan dengan menggebu. Dan para yuri pun berpindah ke stand lainnya. Kami lumayan lega dan bisa foto-foto dulu dengan tetangga stand. 
(dari kiri ke kanan: Broh Nur Samsu (yang sekarang udah jadi calon Kasie di bidang SMP Dikpora GK. ehmm); Mbakyu Fajrin sang istri pelaut yag jadi teman syurhats; Mbak Ari yang baik hati teman dari jaman P2TK; dannn Eomma syantik Laily Lebayatun)

Lihat betapa cerianya wajah kami, beda dengan kebuthekan saat menghadapi yuri. Halah lebay. Eh ada yang terlupa, saat INOBEL ini juga saat eomma cantik reunian dengan teman P2TK LTBE 2012 UNY ada mbak Ari dan Miss Fuji. Betapa bersyukurnya kami karena bisa reuni sambil lomba dan jalan-jalan. We were so lucky to be here.
Lanjuttttt....adegan deg-degaan hari itu ternyata belum usai. Presentasi atau sesi wawancara sudah menanti. Wawancara dilaksanakan dengan undian tdk sesuai dengan nomor urut dag dig dug dueeer. Eh si eomma cantik beruntung karena maju sesuai dengan nomor urut alias maju nomor 7.  How was my presentation? Well it's not perfect tapi lumayan lah. Lumayan sukses memaparkan 20an slide dalam waktu 10 menit yang berarti tidak sempat ambegan. haha. lebay. Saat presentasi aku memilih pakai Bahasa Inggris yang lebih nyaman karena lebih sering presentasi di forum ilmiah dengan bahasa itu disamping banyak teori diambil langsung dari Bahasa Inggris dan biar kelihatan kerens (eh, ngaku). Dan presentasi demi presentasi pun tersaji diringi dengan wawancara oleh yuri. Sayangnya Day2 berakhir belum semua presenter tampil jadi berlanjutlah di Day 3.
Day 3 presentasi pun berlanjut. Semuanya menanti giliran sambil galau-galau Bandung. Dan akhirnya sebelum dhuhur 34 peserta menyajikan inovasi mereka. Semua keren sekali. Banyak yang dari Bahasa Inggris antara lain media MPO JALI, Simple Spinner, pictory, mandi kardus, cartono, vibermixo?, treasure kuartet, Grants, Vlog, lalu apa lagi ya? Banyak banget...yang IPS ada wayang hidrologis yang cethar, lalu melawan petruk dan gareng, wayang toserba. Ada juga yang anti mainstream menulis Bahasa Indonesia dengan bantuan setan jenius...semuanya inspiring. Setelah sesi presentasi/wawancara selesai, kami pun membuat adegan photo session dengan para yuri dan dengan peserta IPSPB lainnya. Selain itu juga adegan minta tanda tangan yuri yang tidak kalah serunya. Ini foto penampakan kekompakan peserta  INOBEL bidang IPSPB 2017.

 Well, setelah bergaya di photo session dengan berbagai adegan, kami pun sepakat mau memanfaatkan waktu jalan-jalan dengan piknik bersama. Alhasil pesan bus dan kami cusss jalan2 melepas stress dan menikmati keindahan pulau Dewata. Di bus ada yang nyanyi2 dari lagu jadoel sampai Panturanan. Semua nya senang dan sangat menikmati. arena asyik ngobrol ngibril dan nyanyi...akhirnya perjalanan ke Pantai Pandhawa sangatlah cepat. Di Pandhawa ngapain? photo2. hahaha. Tapi first destination cari sun glasses karena kelupaan tidak membawa. Dan bodohnya beli 1 sunglasses harganya ngga pakai nawar 40 ribu dan 50 ribu padahal di Jogja itu cuma 15 ribuan. LOL. Tidak apa lah rasa Bali. Eee..ada teman yang lebih sabar muter ke toko lain dapat 20 ribu. Setelah adegan potoh2 puas...we melanjutkan perjalanan ke Ulu Watu. Ini nih ada Mas Jumadi nyuruh kita lepas segala atribut karena takut diambil monyet. Ternyata monyetnya lagi pada presentasi atau display kali ya jadi ngga seheboh yang kubayangkan. Di uluwatu rencananya mau nungguin sunset, tapi tidak jadi sehingga kami sukses berfoto dan menikmati pemandangan aja. Wah pokoknya ngga nyesel ikut INOBEL. Hobby jalan-jalan dan foto-fotonya tersalurkan disamping kulakan ilmu tentunya. hehe. Setelah menunggu dan menanti semuanya ngumpul, bus langsung menuju ke Krisna untuk beli oleh-oleh. Di sinilah mulai pada kalap. Eomma cantik sampai jadi penghuni terakhir masuk bus dengan menenteng plastik besar-besar menuju bus dan kembali ke Mercure Hotel. Kami capek tapi sangat senang. Hmm ingin jalan-jalan lagi. So, teman semua yang suka jalan-jalan ayoo mulai nulis dari sekarang. Ternyata tulisan itu bisa jadi tiket jalan-jalan lho. Enak kan?
Malam pun berganti pagi. Datanglah hari yang dinanti. Hari pengumuman. Semua peserta berbagai bidang dan jenjang berkumpul dengan jas kebesaran INOBEL. Sebelumnya kami mendapat materi dulu dari Prof. Ginting. Dilanjutkan adegan yang paling dinanti. Pengumuman. Jangan ditanya bagaimana deg-degannya para finalis. Mungkin hanya aku yang pasrah dan tidak berharap karena ada suatu alasan yang tak bisa kuungkapkan. So, siapa juaranya? Untuk jenjang IPSPB juaranya yang pertama adalah Mbak Ifah dari Salatiga dengan media keren “Melawan Petruk dan Gareng”, juara kedua adalah Mbakyu Ima dari Tulungagung dengan Menulis Recount dengan “TOEFL”nya, dan Bu Hilmin dari Tuban dengan “Silly Spinner”nya. Semuanya layak jadi juara pastinya, tapi kami yang ada di final sudah berusaha menjadi juara untuk setidaknya diri-sendiri sambil membenahi segala sesuatu untuk INOBEL berikutnya. Yang jelas tahun itu meskipun aku belum bisa merasakan juara semoga di tahun-tahun selanjutnya bisa menjadi bagian dari para juara. Banyak ilmu yang didapat dan banyak hal indah yang kurasakan dari acara ini. Dan semua kisah itu terukir dan menjadi kenangan tak terlupakan. Setidaknya Kinemaster telah membawaku berkisah dari SMPN 5 Panggang, Gunungkidul di negeri baru sampai ke Pulau Dewata dengan INOBEL. Semoga kisahku ini bisa bermanfaat dan menjadi pemicu untuk kita semua agar terus berkarya, meski bukan jadi juara lomba tapi banyak makna dan cinta di balik itu semua. Meski ada kecewa menyelimuti dada dan ada sesal yang begitu kekal namun eomma cantik harus move on dari kenangan INOBEL 2017 dan mempersiapkan diri untuk INOBEL 2018 atau 2019 atau pun tahun lainnya.

THE END

Berakhir sudah 3 episode Kisah Cerdig dari Negeri Batu ke Pulau Dewata. Besok kalau sempat akan dibikin season 2 yes.. hehehe.

Ok, sekarang eomma syantik mau lanjut belajar yang lain dulu (ceileh belajar) soalnya sama Kekasihku Pak Kim Kom Kom disuruh lebih rajin belajar biar pinter dann jadi Doctor. Aamiin. 

Selamat istirahat semuanya.



Wednesday, January 10, 2018

KISAH "CERDIG" DARI NEGERI BATU KE PULAU DEWATA (Part 2)


Dear educators,

Masih ngajar? Atau lagi nyante aja di kantor guru sambil mesbuk atau ngeblog (eh ini eomma syantik dink). Ok, hari ini ngajar kelar so eomma syantik mau lanjutin cerita kemarin ya. Kisah cerdig dari negeri batunya. Are you ready???

Kisah "cerdig" dari Negeri Batu ke Pulau Dewata (Part 1)

Kisah "Cerdig" dari Negeri Batu ke Pulau Dewata (Part 2)



Jam 08.05 sampailah eomma cantik di SMPN 2 Wonosari. Artis mah selalu datang terlambat. Di ruang pertemuan sudah hadir beberapa teman guru yang baik hati mau menjadi peserta diseminasi siang itu. Sekitar jam 9 para pengawas sudah hadir semua. Pengawas pertama adalah pengawas idola Bahasa Inggris yaitu beliau Bapak Kandung, kemudian ada Bapak pengawas senior Bapak Suwarto dan Bapak Sugeng Bagyo. Sesi presentasi dan diseminasi dilalui dengan senang hati.  Terbayar sudah malam-malam kelam dengan mata lebam di depan laptop (lebay). Juga tertuntaskan kegalauan yang ada. Ada beberapa masukan yang bisa dijadikan pedoman untuk perbaikan karya kami. Keesokan harinya, tanggal 10 Maret 2017 sebuah pesan WA masuk dari Kakak tingkatku yang ku kenal saat seminar nasional tentang pendidikan Finlandia di Kemendikbud tahun 2013 lalu. Ya si Aa’ Ganjar Ayahnya Mas Raul dari Majalengka membagikan PEDOMAN INOBEL 2017. Aku pun bersorak, bagaimana tidak? Tepat sekali kemarin baru saja diseminasi langsung ada pedoman keluar. Kupikir pertanda baik ini. Hehe.
            Selanjutnya, aku merevisi laporanku sesuai dengan pedoman dan merevisi bagian-bagian sesuai saran pengawas. Singkat cerita, masa upload karya ke website kesharlindung sudah dibuka. Karena pengalaman pertama dan ada pedoman yang berbeda yang beredar di facebook sempat galau juga. Namun dengan beberapa kesabaran dan kegigihan, sukses mengunggah karya di laman kesharlindung. Hari-hari selanjutnya adalah hari-hari yang panjang yang dilalui dengan mengecek tanda centhang di proses seleksi laman kesharlindung. Dan hari yang dinanti pun datang juga. Dengan jantung berdetak tak menentu dan H2C menyelimutiku (harap-harap cemas) aku buka tautan itu. Takut akan kegagalan masih menjadi momok bagiku. Bagiku gagal dalam sebuah event itu melebihi sakitnya ditolak saat nembak (eh, jadi ketauan pernah ditolak). Ini terapi healing nya lebih membutuhkan waktu lama. Kalau ditolak kala nembak kan tinggal cari gebetan lain, ceilaah. Namun, Tuhan menolongku. Alhamdulilllah namaku muncul juga di tautan itu. Nama-nama itu adalah peserta lomba yang lolos tahap workshop. Dan kulihat nama-nama lainnya beberapa tak asing bagiku, teman S2 P2TK, teman sesama guru negeri batu dan teman saat lomba di UNY. Tak sabar aku menanti workshop itu. Tak sabar untuk bertemu para master dan tentunya tak sabar untuk nginep di hotel.
            Workshop yang dinanti pun datang juga. Kami INOBELers wilayah Jogja dan sebagian Jawa Tengah dipusatkan di Hotel Grand Keisha di Jalan Gejayan. Hotel baru yang sangat enak kamarnya dan makanannya. Pagi eomma cantik ke hotel diantar Pak Kim, memasuki hotel disambut oleh teman jaman S2 di UNY. Dan ternyata kamar sudah dicheck-in kan oleh teman guru sesama dari negeri batu, Amin Suprihatin namanya. Sesama Amin dan sesama pejuang walang alias guru Gunungkidul tapi baru namanya yang kukenal. Kami belum pernah berjumpa dan dari bahasa chat di WA sempat kuberpikiri dan berprasangka. Eh, ternyata beliau adalah mbakyu yang super baik hati dan sealiran konyolnya. Jadi kami habiskan malam dengan obrolan berbagai hal. Ok, lanjut ke workshop. Ada banyak ilmu yang kami dapat dari narasumber yag ada mulai dari karya tulis ilmiah, plagiarisme, dan Bahasa karya tulis sampai materi display.
            Seusai workshop kami diberi waktu seminggu untuk memperbaiki karya dan diunggah lagi ke laman kesharlindung.Untungnya similarityku hanya 5% (dan saat di workshop dicek malah 2%) jadi tidak terlalu capek merevisi kata-kata. Mungkin karena sumberku semuanya dari jurnal dan buku Bahasa Inggris yang aku parafrase sendiri ke Bahasa Indonesia jadi memperkecil similarity. Namun PR ku adalah memperbaiki sitasiku yang 80% agar 100% dan menambahkan beberapa jurnal dan memperbaiki pembahasan sesuai saran narasumber. Dengan bantuan narasumber yang sangat baik hati Bapak Salimi yang bersedia memberi saran perbaikan kepada peserta workshop, karyaku berhasil terevisi dan dikirim sebelum batas waktu. Dan sudah ditebak apa yang akan terjadi di hari-hari berikutnya. Pengumuman finalis jadi trending topic di group WA keisha dan facebook Kesharlindung. Seolah jadi penantian yang tak kunjung berakhir. Penantian yang galaunya melebihi kegalauan Fahri menunggu kepulangan Aisha (efek abis nonton Ayat-ayat Cinta 2, ayo yang belum nonton segera ke bioskop terdekat. Eh malah ngiklan).
            Pengumuman peserta lolos sudah beredar. Dan...jreng...jreng...ada Laily Amin Fajariyah di antara nama-nama itu. Betapa senangnya hatiku kala itu melebihi senangnya dapat traktiran mie ayam atau semangkuk bakso (ya iyalaaaahhhhh). Dalam pengumuman jenjang SMP, ada 32 peserta lolos final per kategori. Dan kucermati banyak teman-teman dari workshop di hotel Keisha yang lolos. Dan ada 5 teman Yogyakarta yang lolos ke final, empat di antaranya dari negeri batu,  Gunungkidul. Tentunya duo Amin bahagia karena bisa lagi sekamar di Kuta melanjutkan curhatan tak berujung tentang dunia dan tentang wanita serta karya. Selanjutnya kami berempat membuat pebagian tugas, siapa yang meminta surat tugas kepala dinas lalu siapa cari tiket pesawat. Karena si eomma cantik biasa jadi SPG jadi tiket pesawat menjadi tanggung jawabku. Ku intip harga blekok kala itu, dahsyat. Sempat galau karena mahal namun akhirnya demi kenyamanan dan keamanan bersama kami beli tiket blekok biru. Alhamdulillah tiket di tangan, surat tugas kepala dinas sudah dikantongi. Lanjut menyiapkan materi display. Di sini aku kagum pada teman-teman di group Keisha, kami rival tapi saling sharing pengalaman dan saling dukung. Kami berbagi saran dan ide untuk display mulai dari properti sampai materi x-banner. Kuputuskan membuat display sendiri dengan membuat infografis di www.canva.com. Materi display dan presentasi siap, tinggal siapkan koper dan packing.
            Final INOBEL diselenggarakan pada tanggal 4-8 September 2017 di Hotel Mercure Harvestland Kuta, Bali. Pagi-pagi mau berangkat dengan koper dan tongkat ajaib ada adegan baper dulu. Si ganteng KDH ngga mau ditinggal. huuhu. Lalu lanjut sepanjang jalan parangtritis diantar Pak Kim Kom Kom, si eomma cantik cuma deg-degan dan hampir nangis. Gimana tidak, jam 7.55 check in tutup ini jam 7.30 masih di sekitaran Giwangan. Tapi kangmas sopir dengan cenanangannya (ups) sampai juga di bandara jam 7.44 (jam e Pak Kim). Lanjut eomma cantik lari disusul pak kim yang bawain koper gede. Untungnya sampai di meja check in yang tulisannya closed, eomma cantik masih dilayani. Alhamdulillah aman bisa masuk ruang tunggu. Di ruang tunggu para Inobelers dari Jogja dan Jateng sudah pada nongkrong. Setelah duduk dan ngobrol-ngobrol sebentar, Gate pun dibuka.Bersama para penumpang lain kami mau naik blekok si Burung biru. Saking senangnya numpak pesawat,nih kelakuan inobelers ndeso, photo-photo dulu dan sampai-sampai diphotoin sama bule yang baik hati (ngga sempet kenalan).
Setelah adegan narsis kronis, kamipun masuk pesawat. Ya ampuun nih pesawat isinya orang INOBEL sama turis asing aja eh ada beberapa Bapak Ibu yuri bersama juga di pesawat ini, berasa carter pesawat INOBEL. Eh ndilalahnya pesawat ngga terbang-terbang jadi numpak pesawat hampir satu jam delay (di dalam pesawat), kayaknya sedang crowded jalurnya maklum habis akhir pekan. Setelah minum segelas jus apel dan makan roti dari mbak Pramugari (bukan pragawati ya pak Samsu..), kamipun siap lepas landas dan...singkat cerita sampailah di bandara paling istimewa dalam sejarah penerbangan eomma cantik. Yep, Ngurah Rai adalah bandara pertama tujuanku terbang di tahun 2008 jaman Asia TEFL. Tapi bandara ini makin kece aja...hmmm suwe ra piknik. Ok, di bandara kami nunggu claim baggage dan ternyata dalam pesawat tadi ada 22 teman yang mau ke INOBEL jadi kami pesan taksi bersama-sama per taksi 4 orang (total ada 6 mobil ya? 1 mobil 200.000) jadi bantingan deh biar bisa bayar taksi. Dari bandara, menyusuri jalan by pass Ngurah Rai sampai juga di hotel Mercure Harvestland...oh no...kamarnya belum siap jadi banyak barang teronggok di lobby. Kamipun lanjut makan sembari menanti kamar. Alhamdulillah setelah perut kenyang segeralah dapat kamar.
Jam 16.00 pembukaan acara yang dilanjut dengan pengarahan dan pertunjukkan sulap oleh pak dirjen (yang baru saja melepaskan jabatannya) banyak yang beruntung dapat uang dari Pak drijen. Eomma cantik belum beruntung, duduk di belakang efek telat..hehe. Setelah pembukaan kami diinstruksikan untuk berkumpul lagi di ruang masing-masing bidang jam 8 malam untuk set up display. Oh my God untung bannerku cuman 1, ruangannya tak seindah mimpi para inobelers. Meski kalau Miss Laily sih ngga banyak yang didisplay. Hanya banner dan sebar flyer serta laptop dan CD produk cerdig anak-anak. Teman-teman IPSPB masih ada yang mengatur display sampai malam. Tapi eomma cantik jam 10.00 malam sudah selesai lalu menuju kamar. Istirahat untuk bersiap hari esok. 

Well, Day 2 bertepatan dengan tanggal 5 September 2017. Pagi itu... (bersambung)

 Untuk ceritanya lanjut ke Part 3 besok yess....Sekarang eomma syantik mau lanjut kan perjuangan menyiapkan the 15th JETA International Conference yang rencananya akan diadakan besok tanggal 2 dan 3 Juli 2018. Ada Richard Day, Willy Renandya, dan semua expert Extensive reading ngumpul di Jogja lhooo...ayo ikutan. Eh sekalian promo di sini. JETA Jogja (Conference).
Ok, semoga cerita eomma syantik bermanfaat untuk semuanya. 

Sampai jumpa di episode berikutnya. hehe.
 Tetap semangat berkarya :)
 

Perjuangan 5 Besar: Calon Duta Teknologi DIY 2024

  Halo Educators Hebad,  Maafkan saya yang lama tidak menyapa. Beberapa hari ini alhamdulillah kembali bergulat dengan waktu dan sat set men...