Dear educators,
Masih ngajar? Atau lagi nyante aja di kantor guru sambil mesbuk atau ngeblog (eh ini eomma syantik dink). Ok, hari ini ngajar kelar so eomma syantik mau lanjutin cerita kemarin ya. Kisah cerdig dari negeri batunya. Are you ready???
Kisah "cerdig" dari Negeri Batu ke Pulau Dewata (Part 1)
Kisah "Cerdig" dari Negeri Batu ke Pulau Dewata (Part 2)
Jam 08.05 sampailah eomma cantik di SMPN 2 Wonosari. Artis mah selalu datang terlambat.
Di ruang pertemuan sudah hadir beberapa teman guru yang baik hati mau menjadi
peserta diseminasi siang itu. Sekitar jam 9 para pengawas sudah hadir semua.
Pengawas pertama adalah pengawas idola Bahasa Inggris yaitu beliau Bapak
Kandung, kemudian ada Bapak pengawas senior Bapak Suwarto dan Bapak Sugeng
Bagyo. Sesi presentasi dan diseminasi dilalui dengan senang hati. Terbayar sudah malam-malam kelam dengan mata
lebam di depan laptop (lebay). Juga tertuntaskan kegalauan yang ada. Ada
beberapa masukan yang bisa dijadikan pedoman untuk perbaikan karya kami.
Keesokan harinya, tanggal 10 Maret 2017 sebuah pesan WA masuk dari Kakak
tingkatku yang ku kenal saat seminar nasional tentang pendidikan Finlandia di
Kemendikbud tahun 2013 lalu. Ya si Aa’ Ganjar Ayahnya Mas Raul dari Majalengka
membagikan PEDOMAN INOBEL 2017. Aku pun bersorak, bagaimana tidak? Tepat sekali
kemarin baru saja diseminasi langsung ada pedoman keluar. Kupikir pertanda baik
ini. Hehe.
Selanjutnya,
aku merevisi laporanku sesuai dengan pedoman dan merevisi bagian-bagian sesuai
saran pengawas. Singkat cerita, masa upload karya ke website kesharlindung
sudah dibuka. Karena pengalaman pertama dan ada pedoman yang berbeda yang
beredar di facebook sempat galau juga. Namun dengan beberapa kesabaran dan
kegigihan, sukses mengunggah karya di laman kesharlindung. Hari-hari
selanjutnya adalah hari-hari yang panjang yang dilalui dengan mengecek tanda
centhang di proses seleksi laman kesharlindung. Dan hari yang dinanti pun
datang juga. Dengan jantung berdetak tak menentu dan H2C menyelimutiku
(harap-harap cemas) aku buka tautan itu. Takut akan kegagalan masih menjadi
momok bagiku. Bagiku gagal dalam sebuah event itu melebihi sakitnya ditolak
saat nembak (eh, jadi ketauan pernah ditolak). Ini terapi healing nya lebih membutuhkan waktu lama. Kalau ditolak kala nembak
kan tinggal cari gebetan lain, ceilaah. Namun, Tuhan menolongku. Alhamdulilllah
namaku muncul juga di tautan itu. Nama-nama itu adalah peserta lomba yang lolos
tahap workshop. Dan kulihat nama-nama lainnya beberapa tak asing bagiku, teman
S2 P2TK, teman sesama guru negeri batu dan teman saat lomba di UNY. Tak sabar
aku menanti workshop itu. Tak sabar untuk bertemu para master dan tentunya tak
sabar untuk nginep di hotel.
Workshop
yang dinanti pun datang juga. Kami INOBELers wilayah Jogja dan sebagian Jawa
Tengah dipusatkan di Hotel Grand Keisha di Jalan Gejayan. Hotel baru yang
sangat enak kamarnya dan makanannya. Pagi eomma
cantik ke hotel diantar Pak Kim, memasuki hotel disambut oleh teman jaman S2 di
UNY. Dan ternyata kamar sudah dicheck-in kan oleh teman guru sesama dari
negeri batu, Amin Suprihatin namanya. Sesama Amin dan sesama pejuang walang
alias guru Gunungkidul tapi baru namanya yang kukenal. Kami belum pernah
berjumpa dan dari bahasa chat di WA
sempat kuberpikiri dan berprasangka. Eh, ternyata beliau adalah mbakyu yang
super baik hati dan sealiran konyolnya. Jadi kami habiskan malam dengan obrolan
berbagai hal. Ok, lanjut ke workshop. Ada banyak ilmu yang kami dapat dari narasumber
yag ada mulai dari karya tulis ilmiah, plagiarisme, dan Bahasa karya tulis
sampai materi display.
Seusai
workshop kami diberi waktu seminggu untuk memperbaiki karya dan diunggah lagi
ke laman kesharlindung.Untungnya similarityku
hanya 5% (dan saat di workshop dicek malah 2%) jadi tidak terlalu capek
merevisi kata-kata. Mungkin karena sumberku semuanya dari jurnal dan buku
Bahasa Inggris yang aku parafrase sendiri ke Bahasa Indonesia jadi memperkecil similarity. Namun PR ku adalah
memperbaiki sitasiku yang 80% agar 100% dan menambahkan beberapa jurnal dan
memperbaiki pembahasan sesuai saran narasumber. Dengan bantuan narasumber yang
sangat baik hati Bapak Salimi yang bersedia memberi saran perbaikan kepada
peserta workshop, karyaku berhasil terevisi dan dikirim sebelum batas waktu. Dan
sudah ditebak apa yang akan terjadi di hari-hari berikutnya. Pengumuman finalis
jadi trending topic di group WA keisha dan facebook Kesharlindung. Seolah jadi
penantian yang tak kunjung berakhir. Penantian yang galaunya melebihi kegalauan
Fahri menunggu kepulangan Aisha (efek abis nonton Ayat-ayat Cinta 2, ayo yang
belum nonton segera ke bioskop terdekat. Eh malah ngiklan).
Pengumuman
peserta lolos sudah beredar. Dan...jreng...jreng...ada Laily Amin Fajariyah di
antara nama-nama itu. Betapa senangnya hatiku kala itu melebihi senangnya dapat
traktiran mie ayam atau semangkuk bakso (ya iyalaaaahhhhh). Dalam pengumuman
jenjang SMP, ada 32 peserta lolos final per kategori. Dan kucermati banyak
teman-teman dari workshop di hotel Keisha yang lolos. Dan ada 5 teman
Yogyakarta yang lolos ke final, empat di antaranya dari negeri batu, Gunungkidul. Tentunya duo Amin bahagia karena
bisa lagi sekamar di Kuta melanjutkan curhatan tak berujung tentang dunia dan
tentang wanita serta karya. Selanjutnya kami berempat membuat pebagian tugas,
siapa yang meminta surat tugas kepala dinas lalu siapa cari tiket pesawat.
Karena si eomma cantik biasa jadi SPG
jadi tiket pesawat menjadi tanggung jawabku. Ku intip harga blekok kala itu, dahsyat. Sempat galau
karena mahal namun akhirnya demi kenyamanan dan keamanan bersama kami beli
tiket blekok biru. Alhamdulillah
tiket di tangan, surat tugas kepala dinas sudah dikantongi. Lanjut menyiapkan
materi display. Di sini aku kagum pada teman-teman di group Keisha, kami rival
tapi saling sharing pengalaman dan saling dukung. Kami berbagi saran dan ide
untuk display mulai dari properti sampai materi x-banner. Kuputuskan membuat
display sendiri dengan membuat infografis di www.canva.com.
Materi display dan presentasi siap, tinggal siapkan koper dan packing.
Final
INOBEL diselenggarakan pada tanggal 4-8 September 2017 di Hotel Mercure Harvestland
Kuta, Bali. Pagi-pagi mau berangkat dengan koper dan tongkat ajaib ada adegan baper
dulu. Si ganteng KDH ngga mau ditinggal. huuhu. Lalu lanjut sepanjang jalan
parangtritis diantar Pak Kim Kom Kom, si eomma
cantik cuma deg-degan dan hampir nangis. Gimana tidak, jam 7.55 check in tutup ini jam 7.30 masih di sekitaran
Giwangan. Tapi kangmas sopir dengan cenanangannya
(ups) sampai juga di bandara jam 7.44 (jam e Pak Kim). Lanjut eomma cantik lari disusul pak kim yang
bawain koper gede. Untungnya sampai di meja check in yang tulisannya closed, eomma cantik masih dilayani. Alhamdulillah aman bisa masuk ruang
tunggu. Di ruang tunggu para Inobelers dari Jogja dan Jateng sudah pada
nongkrong. Setelah duduk dan ngobrol-ngobrol sebentar, Gate pun dibuka.Bersama para penumpang lain kami mau naik blekok si Burung biru. Saking senangnya
numpak pesawat,nih kelakuan inobelers ndeso, photo-photo dulu dan sampai-sampai
diphotoin sama bule yang baik hati (ngga sempet kenalan).
Setelah adegan narsis kronis,
kamipun masuk pesawat. Ya ampuun nih pesawat isinya orang INOBEL sama turis
asing aja eh ada beberapa Bapak Ibu yuri bersama juga di pesawat ini, berasa
carter pesawat INOBEL. Eh ndilalahnya
pesawat ngga terbang-terbang jadi numpak pesawat hampir satu jam delay (di dalam pesawat), kayaknya
sedang crowded jalurnya maklum habis
akhir pekan. Setelah minum segelas jus apel dan makan roti dari mbak Pramugari
(bukan pragawati ya pak Samsu..), kamipun siap lepas landas dan...singkat
cerita sampailah di bandara paling istimewa dalam sejarah penerbangan eomma cantik. Yep, Ngurah Rai adalah
bandara pertama tujuanku terbang di tahun 2008 jaman Asia TEFL. Tapi bandara
ini makin kece aja...hmmm suwe ra piknik.
Ok, di bandara kami nunggu claim baggage
dan ternyata dalam pesawat tadi ada 22 teman yang mau ke INOBEL jadi kami pesan
taksi bersama-sama per taksi 4 orang (total ada 6 mobil ya? 1 mobil 200.000)
jadi bantingan deh biar bisa bayar taksi. Dari bandara, menyusuri jalan by pass
Ngurah Rai sampai juga di hotel Mercure Harvestland...oh no...kamarnya belum
siap jadi banyak barang teronggok di lobby. Kamipun lanjut
makan sembari menanti kamar. Alhamdulillah setelah perut kenyang segeralah
dapat kamar.
Jam 16.00 pembukaan acara yang
dilanjut dengan pengarahan dan pertunjukkan sulap oleh pak dirjen (yang baru
saja melepaskan jabatannya) banyak yang beruntung dapat uang dari Pak drijen. Eomma cantik belum beruntung, duduk di
belakang efek telat..hehe. Setelah pembukaan kami
diinstruksikan untuk berkumpul lagi di ruang masing-masing bidang jam 8 malam
untuk set up display. Oh my God
untung bannerku cuman 1, ruangannya tak seindah mimpi para inobelers. Meski
kalau Miss Laily sih ngga banyak yang didisplay. Hanya banner dan sebar flyer
serta laptop dan CD produk cerdig anak-anak. Teman-teman IPSPB masih ada yang
mengatur display sampai malam. Tapi eomma
cantik jam 10.00 malam sudah selesai lalu menuju kamar. Istirahat untuk
bersiap hari esok.
Well, Day 2 bertepatan dengan tanggal 5
September 2017. Pagi itu... (bersambung)
Untuk ceritanya lanjut ke Part 3 besok yess....Sekarang eomma syantik mau lanjut kan perjuangan menyiapkan the 15th JETA International Conference yang rencananya akan diadakan besok tanggal 2 dan 3 Juli 2018. Ada Richard Day, Willy Renandya, dan semua expert Extensive reading ngumpul di Jogja lhooo...ayo ikutan. Eh sekalian promo di sini. JETA Jogja (Conference).
Ok, semoga cerita eomma syantik bermanfaat untuk semuanya.
Sampai jumpa di episode berikutnya. hehe.
Tetap semangat berkarya :)
No comments:
Post a Comment