Tuesday, January 9, 2018

KISAH "CERDIG" DARI NEGERI BATU KE PULAU DEWATA (Part 1)




Dear educators, 
Sore-sore ditemani rintik hujan nan syahdu ini kayaknya enak untuk selonjoran ditemani telo goreng sambil blogging ya? atau googling facebooking, WAing (alhamdulillah) dan sebagainya. Eomma syantik kali ini mau ndongeng aja dulu ah. Alkisah dari negeri batu. Halah... Ini semacam teaser untuk buku kompilasi teman2 IPSPB kali yak? :) Selamat menikmati...

KISAH "CERDIG" DARI NEGERI BATU KE PULAU DEWATA
Laily Amin Fajariyah, M.Pd
Guru Bahasa Inggris di SMPN 5 Panggang, Gunungkidul
           
Siang ini sambil momong Kim Do Hyeong, anak lanangku yang bulan depan berumur tiga tahun akan aku ceritakan sebuah perjalanan indah yang tak terlupakan. Kisah ini adalah kisah yang mempertemukanku dengan para master inovasi pembelajaran di seantero NKRI. Cerita perjuangan lebay seorang guru di negeri batu yang ingin terbang dengan blekok biru  dan eksis di kancah nasional. Ok, silakan siapkan cemilan secukupnya, air putih atau teh botol S*s*o, atau sekotak tissue paseo kalau-kalau saking lebaynya cerita ini nanti bisa bikin baper.
            Baiklah, kisahku akan kumulai dengan pertanyaan, tahukah kamu INOBEL? Mungkin jawabannya akan beragam, ada yang bilang apakah itu? Atau justru “ya iyalah, aku kan juara INOBEL tahun lalu”, atau “ya pastinya, gimana tidak? laptopku ada tiga semua karena finalis di lomba itu” Hehe. Ya, INOBEL adalah lomba yang dinanti oleh guru di seluruh provinsi dan kabupaten di jagad Indonesia tercinta ini. Lomba Inovasi Pembelajaran atau biasa disingkat INOBEL, beberapa teman malah membuat candaan menjadi “inobleh” dengan gaya baca Australian English ya. Ups. Lomba INOBEL ini ada berbagai jenjang untuk guru SD, SMP, dan SMA/K. Well, karena eomma cantik ini guru esempe jadi akan sharing yang jenjang SMP aja ya. INOBEL jenjang SMP dibagi tiga bidang yaitu: MIPA. IPSPB, dan SORAM. Untuk guru yang mengampu matematika dan IPA tentunya akan bersaing dengan teman-teman guru MIPA di bidang pertama. Sedangkan guru IPS, PKn, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris akan menyemarakkan kelas IPSPB dengan persaingan khas nan dahsyat. Bidang ketiga, SORAM diperuntukkan untuk guru SBK, Olah Raga dan Mulok (termasuk TIK dan Bahasa Daerah), serta BK. So, sekarang tahu kan kalau mau ikutan lomba ini kalian masuk bidang mana? Kalau eomma cantik ini mah masuk IPSPB yang kebetulan 2017 ini orangnya lebay-lebay tapi kece (awas kalau mau protes hubungi dokter).
            Nah tahun 2017 ini ada keberuntungan yang membawa eomma cantik masuk di panggung INOBEL. Sebelumnya belum pernah merasakan euforia dahsyatnya final INOBEL. Lalu apa yang membawaku yang notabene guru ndesit wal lebayatun dari sekolah pelosok di negeri batu Gunungkidul ke arena itu? Jawabannya adalah KINEMASTER. Kinemaster adalah sebuah aplikasi penyuntingan video yang bisa digunakan untuk membuat digital story atau cerita digital yaitu gabungan dari gambar, teks, audio, dan video. Kapan eomma cantik kenalan sama aplikasi ini. Sungguh aku sangat berterima kasih pada keponakanku Habib yang masih kelas V SD. Keisengannya pinjam HP buliknya dan diinstall aplikasi kekinian menjadikan aku mengenal Kinemaster. Awalnya eomma cantik memakai Kinemaster ini untuk membuat video untuk merayu Pak Kim ya...gayanya surprise gitu biar romantis. Nah malah jadi muncullah ide, kalau aplikasi ini dikenalkan ke murid-muridku di sekolah yang tak lain adalah anak-anak jaman now, pasti mereka suka.
            Pertengahan Januari 2017, kubawa smartphoneku ke kelas dan kutunjukkan video kreasiku ke anak-anak. Lalu kujelaskan kepada mereka kalau kita mau bermain-main dengan HP di kelas. Sontak sorak sorai terdengar menunjukkan antusiasme mereka. Lalu aku mulai menyampaikan proyek bersama yang akan kita lakukan. Aku menamainya Proyek “Cerdig”. Proyek “cerdig” sudah tidak asing bagi anak-anakku karena dua semester sebelumnya kami sudah melaksanakannya. Apa itu proyek “cerdig”? Proyek “cerdig” singkatan dari cerita digital. Di proyek ini siswa membuat cerita digital sesuai topik yang disepakati dengan teks yang dipelajari. Dua semester sebelumnya secara bertutut-turut mereka membuat cerita digital tentang deskripsi wisata di Yogyakarta dan kemudian cerita rakyat seperti Legenda Danau Toba, Tangkuban Prau dan sejenisnya. Nah, proyek “cerdig” sudah terbukti membuat siswa aktif dalam pembelajaran dan membantu mereka dalam pembelajaran Bahasa Inggris terutama speaking dan writing. Apa bedanya proyek “cerdig” sebelumnya dengan yang ini? Dua proyek terdahulu menggunakan program Movie Maker yang berarti memakai laptop sedangkan proyek dengan kinemaster ini anak-anak menggunakan smartphone mereka.
            Tanggal 17 Januari 2017, tahapan pertama proyek “cerdig” dengan Kinemaster dimulai dengan menentukan topik. Ada yang memilih binatang seperti pinguin, kadal, ular, dan ada juga fenomena alam seperti pelangi dan gempa bumi. Dalam proyek ini menuntut setiap siswa akan memproduksi satu cerita digital. Singkat cerita setelah proses penulisan naskah, storyboard, pengunduhan visual, rekaman yang sangat menguras tenaga dan jiwa agar Panggangese English atau mBantulnese dan ngGunungkidulese Englishnya tersamarkan jadilah produk cerita digital siswa. Ada total dua puluh lima karya. Karya tersebut kemudian dipresentasikan di kelas untuk mendapat masukan dari teman atau guru. Nah, presentasi ini juga melibatkan orang tua wali lho. Kebetulan pas tanggal 7 Februari 2017 ada rapat wali murid. Sekalian saja kuminta kesediaan mereka menyaksikan putra-putrinya presentasi dengan Bahasa Inggris menunjukkan karya cerita digital yang mereka buat dengan Kinemaster. Dan, anak-anak senang meskipun awalnya katanya nervous eh malah jadinya rebutan mau presentasi (pasti jiwa narsisnya eomma cantik sudah nular). Orang tua dan wali murid yang menyaksikan, meskipun dari desa dan tidak tahu Bahasa Inggris terlihat berbinar bangga saat putra-putrinya maju presentasi. Sudah pasti mereka bangga “eee..cah ndeso neng iso ngomong Landa”, begitulah kira-kira cloteh simbah-simbah atau pakdhe-pakdhe yang menyaksikan anaknya presentasi. Bagaimana perasaan Miss Laily si eomma cantik? Pastinya puas bisa membahagiakan siswa dan orang tua/wali sekaligus dengan modal bermain HP. Hehe.
            Hal lain yang membuat eomma cantik bangga dan hampir nangis lebay adalah saat yang lain presentasi kemudian siswa lain diberi kesempatan untuk memberi masukan, ternyata mereka melebihi ekspektasiku. Beberapa siswa sudah bisa mengoreksi pronunciation atau pelafalan siswa lainnya. Vina, gadis cantik yang pinter dan multi talented mengacungkan tangannya seraya berkata, “Miss, seharusnya kan membacanya lized bukan lizard Miss”. Ada lagi, Bactie si lincah dan kemayu yang mengomentari dengan suara seraknya tentang backsound cerdig karya salah satu temannya. Serta masih ada siswa-siswa lain yang dengan percaya diri memberikan masukan untuk perbaikan karya teman-temannya. Setelah seluruh siswa presentasi dan merevisi karya berdasarkan masukan teman-temannya, mereka mengunggah karya mereka di situs video yang sering diakses banyak orang dari dewasa bahkan sampai kanak-kanak. Ya apalagi kalau bukan mas Yusuf eh Youtube. Siswa mengunggah karyanya di sana dan kita melakukan penghitungan likes dan comments.  Mereka juga disarankan mempromosikan karya mereka melalui facebook. Hasilnya, likes dan komentar yang banyak akan dapat hadiah istimewa dari Miss Laily.
            Setelah proyek cerdig berakhir, eomma cantik mencoba menjaring informasi terkait pendapat siswa tentang proyek tersebut melalui angket dan wawancara. Dan mulailah eomma cantik melaporkan inovasi tersebut. Dibuatlah folder di laptopku berjudul INOBEL 2017 JUARA. Nama ini sudah pasti merupakan harapan dan doa agar juara di kancah nasional dengan INOBEL. Biarlah ke-pede-an yang penting usaha dan doa ya. Saat folder itu dibuat sebenarnya pedoman INOBEL 2017 belum muncul tapi yang penting mencoba dengan pedoman tahun sebelumnya. Waktu itu sudah janjian juga dengan Ketua MGMP Bahasa Inggris Negeri Batu alias Gunungkidul beliau Ibunda Ponikem, S.Pd, M.Hum untuk diseminasi karya kita bersama. Tanggal telah ditetapkan yaitu 9 Maret 2017. Ibunda akan diseminasi PTK untuk kenaikan PAK nya dan saya Best practice untuk INOBEL. Day-2 alias tanggal 7 Maret 2017, karyaku belum juga selesai karena jiwa golongan darah B yang suka procrastinate ini tak kunjung insaf. Alhasil tanggal 8 Desember 2017 dengan semangat juang nan berkobar dan keajaiban TPK (The Power of Kepepet) eomma cantik lembur ditemani kekasih hati Pak Kim Kom Kom sampai jam 2. Mengeprint seluruh makalah jadi 4 eksemplar (untung printernya sedang ngga ngambeg). Dan tidur 3 jam serta bangun, sholat, mandi lanjut bersiap mendaki gunung ke pusat negeri batu, Wonosari.
            Jam 08.05 sampailah eomma cantik di SMPN 2 Wonosari.......(bersambung)


Tunggu di episode berikutnya yes... 

Ditunggu ya. Salam manis dari eomma syantik :)

No comments:

Post a Comment

Perjuangan 5 Besar: Calon Duta Teknologi DIY 2024

  Halo Educators Hebad,  Maafkan saya yang lama tidak menyapa. Beberapa hari ini alhamdulillah kembali bergulat dengan waktu dan sat set men...